BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Jabar 2025 Capai 5,5 Persen
![BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Jabar 2025 Capai 5,5 Persen Foto ilustrasi. [Dok Humas Jabar]](https://rajamedia.co/storage/004/2025/02/bi-optimistis-pertumbuhan-ekonomi-jabar-2025-capai-55-persen-07022025-223315.png)
RMJABAR.COM - Bandung, 7 Februari 2025 – Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi Jawa Barat (Jabar) pada 2025 akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya, dengan proyeksi berada di kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.
Deputy Kepala BI Perwakilan Jabar, Muslimin Anwar, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Jabar pada 2024 telah mencapai 4,95 persen, sesuai dengan rentang target pemerintah.
"Tahun ini pun masih optimistis ada dalam target tersebut," ujar Muslimin dalam keterangannya, Kamis (6/2).
Meskipun kebijakan efisiensi APBN dan APBD dapat menyebabkan perlambatan di beberapa sektor, sektor lain justru akan tumbuh dan mendorong Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
"Efisiensi tentu akan menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi mungkin ada koreksi atau perlambatan, tapi di sisi lain ada sektor yang terdorong tumbuh. Kami yakin pemerintah sudah menghitung ini untuk mencapai pertumbuhan 8 persen di tahun 2028 atau 2029," jelasnya.
Dorongan Investasi dan Konsumsi Jadi Kunci
BI juga berfokus pada penguatan nilai tukar rupiah dan optimalisasi devisa, mengingat ekspor dan impor masih menjadi komponen penting pertumbuhan ekonomi, di samping investasi dan konsumsi.
Menurut Muslimin, konsumsi pemerintah diperkirakan mengalami normalisasi pasca-pemilu, namun akan kembali tumbuh seiring pelantikan kepala daerah dan peningkatan koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, serta kabupaten/kota.
"Selanjutnya, koordinasi dan sinergi pusat, provinsi, serta kabupaten/kota harus semakin baik agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga," tegasnya.
Pengamat: Penghematan APBD Harus Dorong Sektor Riil
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi, menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Jabar pada 2025 bisa lebih tinggi dari 2024, asalkan penghematan APBD diarahkan untuk mendorong sektor riil.
"Dari sisi fiskal, ada dampak penghematan anggaran terhadap berbagai aktivitas sektor usaha. Karena itu, kita harus memastikan shifting anggaran atau efisiensi benar-benar memiliki daya ungkit terhadap pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Acuviarta juga menyoroti pentingnya diversifikasi sektoral untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Ia menekankan bahwa tiga sektor utama—industri, pertanian, dan perdagangan—harus diperkuat, sekaligus mendorong sektor-sektor potensial seperti:
- Jasa akomodasi dan makanan-minuman
- Transportasi dan pergudangan
- Properti
"Langkah makro ini harus dibarengi dengan langkah mikro agar sektor-sektor potensial bisa berkembang lebih kuat dan mengimbangi peran tiga sektor utama," tambahnya.
Dari sisi regional, peran pemerintah kabupaten/kota dalam mendorong pertumbuhan ekonomi harus berbasis tematik, dengan kebijakan lokal yang lebih kuat untuk mengoptimalkan sektor unggulan di daerah masing-masing.
Stabilitas Inflasi dan Hilirisasi Industri Jadi Tantangan
Acuviarta juga menggarisbawahi pentingnya menjaga stabilitas inflasi, sehingga konsumsi rumah tangga tetap optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, investasi juga harus terus didorong sebagai lokomotif ekonomi, meskipun perdagangan luar negeri Jabar masih menghadapi kendala, seperti minimnya diversifikasi komoditas dan jangkauan pasar non-tradisional.
"Akan ada lompatan besar jika kita dapat mengembangkan hilirisasi industri untuk komoditas pertanian, perkebunan, perikanan, dan kehutanan," ungkapnya.
Menurutnya, potensi investasi Jabar sangat besar, tetapi masih terkendala beberapa faktor, seperti:
Perizinan yang belum efisien
- Ketersediaan air dan lahan
- Pasokan bahan bakar gas
- Kesesuaian tenaga kerja dengan kebutuhan industri
Selain itu, diversifikasi ekspor, terutama untuk komoditas pertanian, perlu ditingkatkan agar ekonomi Jabar semakin kompetitif di pasar global.
"Saya melihat potensi investasi kita sangat besar, hanya perlu dorongan sinergi yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah. Jika kendala-kendala ini bisa diatasi, pertumbuhan ekonomi Jabar bisa lebih cepat," tutupnya.
Sumber: Humas Jabar
Bale Jabar | 6 hari yang lalu
Pamanggih | 3 hari yang lalu
Bale Jabar | 3 hari yang lalu
Piwulang | 3 hari yang lalu
Bale Maung | 3 hari yang lalu
Bale Jabar | 6 hari yang lalu
Bale Jabar | 3 hari yang lalu
Ekobis | 6 hari yang lalu
Pulitik Jero | 6 hari yang lalu