Partisipasi Pemilih Rendah di Pilkada Kota Bekasi, DPRD: Apa yang Salah?

RMJABAR.COM - Bekasi, Raja Media - Partisipasi pemilih dalam Pilkada Kota Bekasi 2024 tercatat rendah, hanya mencapai 55,05 persen. Angka ini menjadikan Kota Bekasi sebagai daerah dengan tingkat partisipasi pemilih terendah di Jawa Barat.
Ketua DPRD Kota Bekasi, Sardi Effendi, menyoroti persoalan ini dan mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi untuk bekerja lebih keras dalam meningkatkan angka partisipasi pada Pemilu 2029 mendatang.
"Untuk Pilkada 2029 mendatang, Daftar Pemilih Tetap (DPT) harus lebih akurat. Pendataan kependudukan di Kota Bekasi perlu ditingkatkan," kata Sardi.
Penurunan angka partisipasi ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan Pemilu 2019 yang mencapai 73 persen. Dari total DPT sebanyak 1.828.740 jiwa, hanya 1.020.084 yang menggunakan hak pilihnya. Sisanya, 808.656 jiwa memilih untuk golput, dan 43.710 suara dinyatakan tidak sah.
Kurangnya Sosialisasi?
Selain soal akurasi DPT, Sardi juga menyoroti lemahnya sosialisasi sebagai faktor utama rendahnya partisipasi pemilih. Menurutnya, meningkatnya apatisme politik di kalangan masyarakat Kota Bekasi bisa jadi disebabkan oleh minimnya upaya KPU dalam memberikan pemahaman mengenai pentingnya menggunakan hak suara.
"Kemarin kita hanya di angka 50 persen partisipasi pemilih. Ini kenapa? Apakah karena apatisme politik yang semakin tinggi atau masyarakat memang kurang mendapatkan sosialisasi?" ujarnya.
Oleh karena itu, Sardi meminta KPU Kota Bekasi untuk lebih maksimal dalam melakukan sosialisasi dalam lima tahun ke depan.
"Kita enggak tahu untuk pemilu mendatang, apakah tetap dipilih langsung oleh rakyat atau DPRD? Kalau teman-teman DPRD sih senang-senang saja kalau dipilih oleh DPRD, kan saya juga yang mimpin sidangnya," selorohnya.
Terendah di Jawa Barat
Berdasarkan data KPU Jawa Barat, partisipasi pemilih di Kota Bekasi menjadi yang paling rendah dibanding daerah lain di provinsi ini.
Sebagai perbandingan, Kabupaten Sukabumi mencatat partisipasi pemilih sebesar 56,32 persen, sementara Kabupaten Bogor mencapai 58,79 persen. Di sisi lain, Kabupaten Pangandaran menjadi daerah dengan partisipasi tertinggi, yaitu 78,42 persen, diikuti oleh Kota Tasikmalaya dengan 76,91 persen.
Rendahnya partisipasi pemilih di Kota Bekasi menjadi evaluasi besar bagi penyelenggara pemilu. Jika tidak ada perbaikan dalam akurasi data pemilih dan strategi sosialisasi, bukan tidak mungkin angka partisipasi akan semakin merosot pada pemilu berikutnya.
Bale Dewan | 2 hari yang lalu
Bale Jabar | 3 hari yang lalu
Bale Jabar | 2 hari yang lalu
Bale Dewan | 3 hari yang lalu
Bale Dewan | 3 hari yang lalu
Bale Dewan | 3 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Bale Jabar | 2 hari yang lalu
Bale Jabar | 3 hari yang lalu