Politik

Bale Maung

Bale Dewan

Hukum

Ekbis

Bale Jabar

Peristiwa

Galeri

Olahraga

Opini

Nusantara

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Gambar Komeng

Oleh: Dahlan Iskan
Rabu, 27 Maret 2024 | 09:00 WIB
Foto Komeng di kertas suara DPD. (Foto: Repro)
Foto Komeng di kertas suara DPD. (Foto: Repro)

RAJAMEDIA.COM -  Disway - HARUSNYA Komeng jadi ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Anda sudah tahu: Komeng adalah peraih suara terbanyak se Indonesia: 5.399.699.

Saya pun menghubungi Komeng. Yakni saat saya dalam perjalanan dari Jieyang ke Shantou kemarin. Siapkah Komeng menjadi ketua senator Indonesia?

"Ndak Pak," jawabnya. "Blom ngerti," tambahnya. "Saya jadi anggota biasa aja," katanya. Ia pun menambahkan emoji dua mulut terbuka lebar di jawaban WA-nya.

Di periode yang sekarang ketua DPD adalah La Nyala Mattalitti. Ia arek Suroboyo keturunan Makassar. Pengusaha. Ketua Pemuda Pancasila. Tokoh sepak bola. Pengamal puasa Senin Kamis. Pencinta keris.

Lima tahun lalu Nyala mendapat suara terbanyak: 2.267.058. Kini Nyala tergeser ke urutan tiga atau empat nasional.

Di Dapil Jatim sendiri Nyala bikin orang terkaget: tergeser oleh tokoh NU dari Madura: Ahmad Nawardi. Selisihnya sedikit sekali. Faktor suara di Madura jadi penentunya.

Dibanding lima tahun lalu perolehan suara Nyala sebenarnya naik drastis: jadi 3.132.076. Tapi Nawardi mendapatkan suara sedikit lebih banyak: 3.281.105. 

Nawardi adalah incumbent. Ini periode keempat jadi anggota DPD. Ia pernah lama jadi wartawan TEMPO di Jatim. Pernah juga jadi anggota DPRD Jatim mewakili PKB.

Sampai perhitungan tanggal 5 Maret, suara Nawardi masih 300.000 di bawah Agus Raharjo. Mantan ketua KPK itu seperti hampir pasti terpilih. Tiba-tiba suara Nawardi naik 1,8 juta. Agus pun terpental dari empat besar.

Agus, orang Magetan yang sebelum Pemilu populer karena merasa pernah ditekan Presiden Jokowi itu gagal masuk DPD. Ia masih harus lebih banyak mendampingi istrinya yang lagi sakit ginjal.

Dengan sikap Komeng yang rendah hati itu maka ternyata tidak semua laki-laki ambisius. Pun peraih suara terbanyak untuk DPR, Said Abdullah tidak mau menjadi ketua DPR. Dan kini komeng tidak mau jadi ketua DPD.

Sebenarnya Komeng cukup cerdas. Lihatlah: ia terpikir untuk ke pengadilan berganti nama. Lebih tepatnya: menambahkan nama komersialnya ke belakang nama aslinya. Jadilah Alfiansyah Komeng nama resmi tokoh pelawak asal Bogor itu. Kalau tidak cerdas bagaimana bisa terpikir ganti nama.

Komeng sadar Alfiansyah bukanlah nama yang laku. Bahkan tidak ada yang tahu kalau itu adalah Komeng.

Dalam bahasa Sunda komeng berarti buah yang tidak normal. Kelapa kopyor misalnya disebut kelapa komeng. Durian yang bijinya lebih banyak dari dagingnya disebut durian komeng.

Tapi komeng telah membuat Alfiansyah menjadi politisi dengan perolehan suara terbanyak se Indonesia.

Cerdas Komeng yang lainnya adalah: ia pajang foto ''Komeng''  di kartu suara. Bukan foto Alfiansyah. Ia berani beda. Berani apa adanya.

Saya pernah punya teman: pengasuh acara JTV. Populer sekali. Lalu jadi caleg dari PAN. Nama di kartu suara nama aslinyi. Beda sekali dengan nama populernyi. Dia gagal terpilih. Padahal suaminyi pun sangat terkenal: Djoko Susilo, wartawan Jawa Pos yang luar biasa.

Dengan kecerdasannya itu Komeng pasti bisa belajar cepat. Apalagi ia sarjana ekonomi. Tapi sikapnya yang tidak ambisius itu justru akan menaikkan derajatnya.

Komeng pasti akan jadi rebutan partai mana pun. Empat tahun lagi. Itu kalau Komeng tidak terpeleset lidah seperti penyanyi Krisdayanti yang kini tidak terpilih lagi sebagai anggota DPR dari Malang.

Krisdayanti berjasa sebagai pengingat para artis lainnya yang terjun ke politik: jaga mulut dan jaga mutu.rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA
Sosok Kamala Harris calon Presiden di Pilpres AS gantikan Joe Biden.--Instagram @kamalaharris
Drama Juga
Selasa, 23 Juli 2024
Cawapres Donald Trump JD Vance dan istrinya Usha Chilukuri.--
Tanpa Lipstick
Sabtu, 20 Juli 2024
Bakal Capres Amerika Donald Trump, telinga kirinya berdarah akibat tembakan orang yang mencoba membunuhnya. [Foto: X elonmusk]
Telinga Kanan
Senin, 15 Juli 2024
Ilustrasi penanganan kasus pembunuhan dan pembakaran rumah wartawan di Karo. [Foto: DIsway]
Rantai Ginting
Kamis, 11 Juli 2024
Prof Dr Budi Santoso bersalaman dengan rektor Unair Mohammad Nasih. (Foto: Disway)
Dua Ksatria
Rabu, 10 Juli 2024
Polda Sumut rilis pembakaran rumah wartawan yang menyebabkan kematian. (Foto: Disway)
Rico Pasaribu
Selasa, 09 Juli 2024