Politik

Bale Maung

Bale Dewan

Hukum

Ekbis

Bale Jabar

Peristiwa

Galeri

Olahraga

Opini

Nusantara

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Cetak Wartawan Ekonomi Profesional, BRI-Dewan Pers Gelar Pelatihan Jurnalisme Perbankan

Laporan: Raja Media Network
Sabtu, 08 Oktober 2022 | 12:03 WIB
Wakil Ketua Dewan Pers Muhammad Agung Dharmajaya menyampaikan materi dalam pelatihan jurnalistik 'BRI Media Engagement Jurnalisme Perbankan Di Era Transformasi'/Ist
Wakil Ketua Dewan Pers Muhammad Agung Dharmajaya menyampaikan materi dalam pelatihan jurnalistik 'BRI Media Engagement Jurnalisme Perbankan Di Era Transformasi'/Ist

Raja Media (RM), Medan - Tak hanya kemampuan jurnalistik, wartawan ekonomi perlu memiliki pemahaman mendalam terkait bidangnya, salah satunya perbankan, agar berita yang ditulisnya benar dan akurat.

Begitu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pers Muhammad Agung Dharmajaya dalam pelatihan jurnalistik 'BRI Media Engagement Jurnalisme Perbankan Di Era Transformasi' di Hotel Grand Mercure Medan, Jumat (7/10) kemarin.

Pelatihan yang diselenggarakan Dewan Pers dan BRI ini dibuka oleh Regional CEO BRI Medan, Budhi Novianto.

"Informasi bisa salah, bisa bohong. Tapi, berita tidak boleh salah. Berita yang benar itu dalam prosesnya jelas, dari proses mengolah sampai menyajikan, sehingga hasilnya benar-benar akurat," ujar Agung.

Agung mengungkapkan banyaknya berita yang bulat-bulat dari rilis Humas, tanpa mengedit atau mengkonfirmasi lagi.

"Hasilnya hampir semua media, khususnya online menyajikan dalam bentuk yang sama, baik isi bahkan lead. Hanya dibolak-balik saja, dari atas ke bawah atau sebaliknya. Tak banyak perubahan,” terangnya.

Agak berbeda dengan media cetak, lanjut Muhammad Agung Dharmajaya, yang masih longgar waktunya sehingga bisa melakukan konfirmasi atau paling tidak menulisnya agak berbeda dari rilis yang diberikan pihak Humas.

"Itu pun terkadang masih sama, kecuali melakukan investigasi khusus. Untuk berita investigasi, saat ini jarang terjadi kecuali majalah. Kini banyak sekali media online, kalau penyajian beritanya beragam alangkah baiknya,” tuturnya.

Muhammad Agung Dharmajaya menambahkan, hal yang sering dilanggar wartawan adalah tidak melakukan kegiatan jurnalistik dan tidak menggunakan credible source.

"Kerja jurnalistik bukan kerja Humas, pastikan harus konfirmasi lagi,” tegasnya.

Lebih lanjut Agung juga menyampaikan, wartawan kerap kali memanfaatkan media sosial sebagai sumber berita. Padahal, menelan bulat-bulat informasi dari media sosial beresiko terhadap akurasi berita yang disajikan.

Saat ini, ada 401 kasus pengaduan beragam yang diterima Dewan Pers. Dari jumlah itu, 286 kasus selesai ditangani dan 115 kasus dalam proses.

"Platform pengaduan 99 persen dari media online,” ucapnya.

Dewan Pers Menegakan Martabat

Pembicara lainnya dari Komisi Hubungan Antar Lembaga Dewan Pers Totok Suryanto mengatakan, tugas Dewan Pers menegakkan martabat. Modal pers itu profesional dan trust atau kepercayaan.

"Kalau mau konfirmasi, bekerjalah secara profesional dan beretika,” katanya.

Media, lanjut Totok, harus profesional dan dipegang oleh orang-orang yang profesional juga.

"Kode etik itu cuma satu, hati nurani,” ungkapnya.

Sementara Titis Nurdiana, Wapemred Kontan menegaskan, membuat berita perbankan harus dengan data yang akurat. Pasalnya, berita tanpa data bisa berakibat bank menjadi rush atau nasabah ramai-ramai menarik dananya dari bank, dan pada akhirnya ekonomi menjadi terganggu.

"Meskipun dengan data, tapi tetap menggunakan hati nurani, kalau berita ini dibuat efek ke publik seperti apa,” jelasnya.

Regional CEO BRI Medan Budhi Novianto mengatakan, insan pers sangat mendukung kinerja perbankan. Di tengah gempuran digital yang mengubah gaya hidup masyarakat, bank dituntut untuk melakukan terobosan.

Begitupun BRI yang meluncurkan aplikasi digital. Regional BRI Medan yang mencakup Sumatera Utara, terus mendukung kemudahan akses perbankan seperti realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Per Agustus 2022, KUR BRI mencapai Rp 8 triliun, dari target tahun 2022 sebanyak Rp13 triliun. Pinjaman KUR dari Rp25 juta sampai Rp250 juta.

"Semua KUR itu untuk pinjaman UMKM,” tutur Budhi.

Dia menambahkan, pinjaman Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) cukup baik pengembaliannya, dimana Non Performing Loan (NPL) cukup rendah dibawah 2 persen.rajamedia

Komentar: