Politik

Bale Maung

Bale Dewan

Hukum

Ekbis

Bale Jabar

Peristiwa

Galeri

Olahraga

Opini

Nusantara

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Ini Dia Pemasok Propilen Gikol, Ternyata Dari Negara Sebelah!

Laporan: Raja Media Network
Selasa, 01 November 2022 | 15:09 WIB
Share:
Ketua BPOM Penny K Lukito/Net
Ketua BPOM Penny K Lukito/Net

Raja Media Jabar, Kesehatan - Sumber pemasok bahan baku pelarut obat atau Propilen Glikol yang menjadi cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) pada obat sirup berhasil diungkap  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menurut Kepala BPOM Penny K Lukito, bahan baku obat yang digunakan PT Yarindo Farmatama merupakan buatan Dow Chemical Thailand.

"Dow Chemical-nya sumbernya Amerika, tapi kalau ini Produsennya dari Dow Chemical Thailand. Perusahaannya sih multinasional besar," kata Penny dalam konferensi pers secara daring, ditulis Selasa (1/11).

Lebih lanjut, Penny menyampaikan, berdasarkan hasil pemeriksaan, penelusuran, dan pendalaman terhadap dokumen, karyawan, serta produksi oleh BPOM dan Bareskrim, PT Yarindo Farmatama membeli bahan baku produksi Dow Chemical Thailand dari distributor CV Budiarta.

"Dari distributor tersebut, BPOM menemukan serta mengamankan 64 drum Propilen Glikol produksi Dow Chemical Thailand dengan 12 nomor batch yang berbeda," ungkapnya.

Sementara itu, PT Universal Pharmaceutical Industries membeli bahan baku dari distributor lain, yakni PT Logicom Solution.

"BPOM juga telah melakukan penyitaan sebanyak 18 drum bahan baku obat dan sejumlah dokumen dari PT Universal Pharmaceutical Industries," terangnya. 

Ditegaskan Penny,BPOM akan mencari keterkaitan antar temuan-temuan tersebut dan melihat aspek legalisasinya.

Selain itu, BPOM juga berencana mempelajari dugaan unsur pemalsuan lantaran perkara ini menyangkut sebuah perusahaan farmasi.

Penny menyebut PT Yarindo Farmatama dan PT Universal Pharmaceutical Industries telah memproduksi obat sirup mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) di atas ambang batas.

"Obat yang mereka produksi diduga menjadi biang kerok gagal ginjal akut yang telah merenggut ratusan nyawa anak Indonesia lantaran kandungan cemarannya melebihi batas," jelasnya.

Cemaran kedua zat berbahaya itu, kata Penny bahkan mencapai 100 kali lipat dari yang ditentukan.

"Terbukti menggunakan etilen glikol 48 miligram per mililiter. Padahal syaratnya harus kurang dari 0,1 miligram. Ini kan hampir 100 kalinya," pungkasnya.rajamedia

Komentar: